Selasa, 21 September 2010

Paradigma Pengembangan Sekolah Unggulan

Sekolah unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu. Namun dalam penerapan semua kalangan bahwa dalam kategori ungulan tersirat harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setekah keluar dari sekolah umggulan. Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan  oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri yaitu sejauh mana keliaran (output ) sekolah itu memiliki kemampuan intelektual,moral dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat
            Untuk mensikapi semua itu, kita harus mengubah sistyem pembelajaran yang selama ini berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkurungan siswa dan guru dalam melaksakan PBM.Siswa dan guru dikejar dalam pencapaian target kurikulum dalam arti, guru dituntut untuk menyelesaikan materi yang ada dalam kurikuluam tanpa memperhatikan ketentuan belajar siswa,disamping adanya anggapan bahwa belajar adalah berupa transformasi pengetahuan
            Pada sisi unggulan semua system itu seharusnya tidak diterapkan agar apa yang mencapai harapan siswa, orang tua siswa, pemerintah,masyarakat bahkan kita selaku pengajar dan pendidik dapat tercapai. Mari kita sama-sama merubah semua itu dengan mengembangkan learning how to learn (Murphi, 1992) atau belajar bagaimana belajar, artinya belajar itu tidak hanya berupa transformasi pengetahuan tapi jauh lebih penting adalah mempersiapkan siswa belajar lebih jauh dari sumber-sumber yang mereka temukan dari lingkungan dimana dia tumbuh guna mengembangkan potensi dan perkembangan dirinya atau dengan kata lain belajar pada hakekatnya bagaimana mengartikulasikan hidup yang sedang dan akan dihadapi oleh siswa.
            Secara pribadi dalam hal mengembangkan sekolah kearah sekolah unggulan (sekolah bermutu) disamping perubahan–perubahan tersebut masih banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya : Sarana dan prasarana, menejemen persekolahan, Visi dan Misi sekolah, Profesionalisme guru dan lain-lain. Untuk profesionalisme guru bukan berarti menguasai sebagian besar pengetahuan tetapi lebih penting adalah bagaimana membuat siswa dapat belajar , guru dan siswa disederhanakan agar tidak gep, adanya perilaku guru yang membuat siswa tersisih atau terpisah dari gurunya , guru dan siswa harus terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan siswa mengeritik dan mengeluarkan pendapat. Sebab bukan tidak mungkin dengan pengaruh perkembangan teknologi siswa lebih pintar dari gurunya.
(Dibuat oleh :  Ibu Juyati Selaku Guru Bhs. Indonesia MA Silahul Ulum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar